Bahasa memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antar manusia. Bahasa juga berperan sebagai media komunikasi yang terdiri atas kata, frasa, dan kalimat yang diungkapkan secara lisan dan tulisan.
Konsep bahasa sendiri adalah suatu sistem komunikasi manusia yang diekspresikan melalui susunan bunyi yang terstruktur atau ungkapan tertulis yang membentuk satuan yang lebih besar seperti morfem, kata dan kalimat.
Bahasa tidak dapat lepas dari kehidupan manusia, mengingat manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi satu sama lain untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup. Oleh karena itu, tidak mungkin manusia hidup sendiri tanpa berinteraksi dengan orang lain.
Teori mengenai asal muasal bahasa hingga saat ini masih belum jelas dan tersaji dalam versi yang sangat beragam. Namun, tentu saja keberagaman bahasa yang ada saat ini mampu membawakan dampak yang positif bagi kehidupan yang ada, salah satunya yaitu dengan hadirnya jasa penerjemah tersumpah.
Kehadiran bahasa diterima begitu saja, seperti kehadiran orang, yang tidak perlu dipertanyakan. Sisi positif dari aliran ini adalah kebenarannya bersifat mutlak, sehingga tidak perlu diperdebatkan lagi, karena berasal dari Tuhan. Namun sisi negatifnya adalah aliran ini menghambat perkembangan linguistik. Karena tidak ada lagi kajian atau penelitian tentang asal usul dari bahasa tersebut.
Menurut pendapat lain, sejarah bahasa di dunia dimulai dari dua wilayah, barat dan timur.
Perkembangan di dunia Barat
Perkembangan bahasa di dunia Barat dimulai 24 abad yang lalu, yaitu pada abad ke-4 SM yang Berakar pada gagasan filsuf Yunani kuno Plato (429 SM-348 SM). Sebagai bagian dari studi filosofisnya, ia membagi bagian-bagian pidato bahasa Yunani kuno. Plato membagi jenis kata Yunani kuno menjadi dua kelompok, yaitu onoma dan rhema (Soeparno, 2003:9). Gagasan pokok Plato kemudian dikembangkan oleh Aristoteles (384 SM-322 SM). Aristoteles membagi jenis kata Yunani kuno menjadi tiga kelompok, yaitu onoma, rhema dan syndesmoi (Soeparno, 2003:10).
Perkembangan bahasa hingga Maang Jesa terbatas pada kajian kata, khususnya jenis kata. Dyonisius Thrax mulai mengamati grammar atau tata bahasa pada akhir abad kedua (AD 130). Buku tata bahasa pertama yang disusun disebut “Techne Gramatike”. Semua istilah Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Ahli tata bahasa terkenal pada periode ini adalah Donatius (abad ke-4) dan Priscianus (abad ke-5).
Perkembangan Bahasa di Bagian Timur
Sejarah perkembangan bahasa di dunia bagian Timur dimulai di India sekitar abad keempat SM. SM, dengan demikian bertepatan dengan awal sejarah linguistik di dunia Barat (tradisi Yunani). Perkembangan bahasa di dunia Timur ditandai dengan munculnya karya Panini “Vyakarana”.
Buku ini merupakan buku tata bahasa Sansekerta yang sangat memukau dunia, karena mampu mendeskripsikan bahasa Sanskerta secara lengkap dan sangat detail, khususnya dalam bidang fonologi. Sayangnya, sulit bagi orang awam untuk memahami buku tersebut.
Oleh karena itu, Patanjali terpaksa mengarang buku yang berjudul “Magnilingual”. Pada dasarnya karya Patanjali disusun semata-mata atas dasar motivasi keagamaan.
Brahmana dan Brahmacariin mengajarkan pemahaman dan pengalaman isi Veda kepada para penyembah mereka tidak secara tertulis tetapi secara lisan. Hal ini dilakukan agar pengucapannya benar-benar menarik perhatian. Salah pengucapan tidak hanya akan menyebabkan mantera gagal, tetapi sebenarnya akan menyebabkan bencana.
Huruf Devanagari digunakan untuk melambangkan bunyi bahasa Sanskerta dengan cara yang begitu sempurna. Setiap nada dilambangkan dengan caranya sendiri. Tidak ada bahasa di seluruh dunia bunyi dan sistem penulisannya setepat bahasa sansekerta. Sehingga banyak linguis Barat terkagum-kagum mendengar bahwa tata bahasa Sanskerta, Seperti itulah sejarah perkembangan bahasa.
Seperti itulah proses perkembangan bahasa dunia yang sangat kompleks dan berkembang dengan pesat setiap saat. Semoga artikel kali ini dapat membantu dan menambah pengetahuanmu mengenai bahasa, dan semoga bermanfaat.
